Berlangsung di UMRI, Kemenristekdikti Lakukan Monev PKM pada 37 Dosen Riau
umri.ac.id - Sebanyak 37 dosen pengabdi dari 15 perguruan tinggi di Provinsi Riau berkumpul di Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) selaku host atau tuan rumah, Selasa (15/10/2019).
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan oleh para dosen pengabdi tersebut dibiayai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Agar program berjalan sesuai proposal yang diajukan dulu, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi (Monev).
Di hadapan Marten Luter Lano S.TP, MP satu persatu mereka mempresentasikan perkembangan program pengabdian yang dilakukan tahun ini.
Kegiatan Monev pelaksanaan program PKM Mono tahun pendanaan 2019 itulah yang ditaja DRPM-Kemenristekdikti kemarin.
Presentasi peserta disaksikan oleh Marten Luter selaku reviewer DRPM-Kemenristekdikti.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepala Masyarakat Umri, Muhammad Ridha Fauzi, ST., MT
menjelaskan bahwa monev bertujuan untuk memastikan seberapa jauh keberhasilan program dan proses pelaksanaan PKM itu.
"Saat ini monev yang dilakukan untuk melihat progress 70 persen. Baik dari hasil pengabdian, penggunaan dana hingga keluarannya. Seperti jurnal, video, publikasi di media massa dan sebagainya," kata Ridha.
Seluruh peserta melakukan presentasi hasil pelaksanaan. Kemudian, keesokan harinya, bakal dilakukan kunjungan lapangan ke lokasi yang dipilih oleh reviewer.
Setelah monev selesai, baru akan turun dana 30 persen lagi. Kemudian dosen pengabdi melanjutkan program untuk penuntasan pengabdiannya.
Dijelaskan Ridha, jumlah dana pengabdian yang disalurkan Kemenristekdikti sebenarnya bermacam-macam.
Untuk dana pengabdian kemitraan masyarakat maksimal Rp25 juta, lalu PKM Rp50 juta dan KKN PKM Rp50 juta.
Sementara itu, Marten Luter yang juga dosen di Universitas Kristen Artha Wacana Kupang ini menyampaikan bahwa hasil monev diharap semakin memotivasi dosen merebut dana penelitian dan pengabdian di kementerian maupun lembaga lainnya. Apalagi dana pengabdian ini cukup banyak tersedia.
Marten Luter menjelaskan proses monev ini bukan untuk menilai. Tapi tujuannya untuk meninjau dan memantau kegiatan yang telah dilakukan para pengabdi. Kemudian dari sisa waktu yang ada, apa yang harus dilakukan.
Sementara, untuk program yang hasilnya sudah baik juga perlu dimotivasi untuk mengambil di skim yang ada. Yaitu dana pengabdian yang lebih banyak lagi.
Sementara dijelaskan Rektor Umri, DR. Mubarak M.Si saat membuka acara berharap ke depan peserta PKM dari Umri semakin banyak. Setidaknya duapertiga dari peserta monev.
Lebih lanjut Rektor menjelaskan, saat ini seratusan dosen Umri juga terus ditingkatkan kemampuannya. Di antaranya dengan memfasilitasi dosen melanjutkan pendidikan ke program doktor. Dimana, biaya pendidikannya ikut ditanggung oleh universitas.
Selanjutnya, ada juga program penelitian dan pengabdian masyarakat. Dimana, pembiayaannya ditanggung Umri.
Dengan catatan, proposal dosen harus mampu menembus program pengabdian masyarakat Kemenristekdikti. (Upt. Promosi)